Liburan Akhir Tahun 2018 Bag.1 (Dieng-Solo-Bangkalan-Surabaya-Pasuruan-Malang)

Selamat Tahun Baru 2019 pembaca ku tercintah! Semoga tahun ini blog yang sedang anda baca makin berkualitas, baik dari segi tulisan maupun pembahasannya yang informatif.

Sebenernya saya lebih suka nulis review tempat baru, liburan, atau tujuan wisata. Tapi setelah dianalisa, lebih banyak orang search tentang informasi kosmetik kesini. Padahal review kosmetik dikiiiit banget, karena dasarnya males dandan dan perawatan kulit basic pun.

Anyway, akhir Desember kemarin saya dan keluarga besar saya sepakat menghabiskan libur akhir tahun di Jawa Timur, sekalian jajal jalan tol yang baru diresmikan (beberapa bahkan masih gratis). Nah kenapa ada bagian 1, nanti kita bahas ya!

Hari 1 (Sabtu, 22 Des 2018)

Start perjalanan dari rumah di Jakarta Timur. Kakak saya sekeluarga udah nginep dari semalem. Subuh kami sibuk di dapur nyiapin Mie Goreng instan buat bekel di jalan, karena tahu banget Tol Cikampek udah pasti macet di musim libur begini. Dan rencana bakal makan di Tegal, yang artinya bakal siang (banget) kalo macetnya parah.

Total semobil 4 dewasa & 2 anak, sekalian tes drive mobil baru kakak saya nih ceritanya. Sesuai prediksi emang macet banget, dan kita sampai di Sate Wendy’s Mendo, Tegal sekitar jam 12.30 siang.

Kalo suatu RM udah bisa ngasih seragam ke pegawainya, udah pasti omzet bukan masalah lagi

Ini kunjungan kedua kami kesini, karena suami jatuh hati pada tusukan pertama (Errr…). Di Sate Wendy’s Mendo ini cuma ada menu kambing ya gaess, jadi jangan gambling ajak orang yang ngga doyan mbek. Menunya pun simpel; Sate, Sop & Gulai. Semuanya enak, satenya khas pake hotplate dengan potongan besar tapi empuk tanpa prengus. Harga pun murah.

Condiment bawang & tomatnya segerrr

Kali pertama kesini jam 8 malem udah habis semua. Tapi mereka ada dua lokasi yang berdekatan. Jadi kalau satu tutup, tanya aja arah Wendy’s Mendo yang satunya.

Tujuan pertama kami adalah Dieng, sesuai request para ponakan yang penasaran sama dinginnya Dieng. Karena tiba udah sore banget, kami cepat2 ambil foto mumpung belum gelap. Dan karena sudah hampir Maghrib, kami memutuskan untuk makan malam disana. Oya, walaupun tempat wisata, harga makanan disana masih standar kok.

Kentang Goreng Dieng

Ada Jalapeno (Cabe Gendot) dan Jamur yang seger2 banget. Jadi pengen ngetok rumah penduduk pinjem teflon buat bikin pizza

Kalo berkunjung ke Dieng, jangan lupa beli olahan kentangnya ya. Kentang Dieng terkenal karena memiki kandungan air yang sedikit. Cocok buat dijadiin french fries dan keripik. Keripik kentang Dieng wajib coba, rasanya enak banget beda sama buatan pabrik.

Kelar berwisata di Dieng yang makin malam makin dingin, lanjut perjalanan kita ke rumah orangtua di Solo. Dalam perjalanan menuju Solo, ada kejadian yang bikin kita sempet deg deg-an. Jadi untuk menuju Solo ada 2 pilihan rute; yaitu lewat jalan besar atau short cut memutari bukit. Nah karena ipar pilih jalan alternatif yang pendek, jadilah kita bermobil di jalan sempit yang diapit gunung.

Sebenarnya walau jalan gelap gulita dan tertutup kabut, namun masih ada beberapa mobil yang lewat. Namun, di tengah perjalanan sinyal bensin menyala. Karena tidak mau menempuh resiko kehabisan bensin di atas gunung, kami sepakat untuk putar balik ke jalan ramai yang lebih mudah buat cari SPBU.

Sampai Solo sekitar jam 22.30 malam, dan kami langsung tidur lelap.

Hari 2 (Minggu, 23 Des 2018)

Paginya kami cari sarapan nasi liwet di CFD Solo. Sempet hunting jajanan unik juga, kaya Sate Cumi Bakar ini.

Niatnya cari makanan yg lg hits ini di Surabaya, ndilalah di CFD Solo udah ada. Antri rame bgt. Buat yg nebak kuning2 di tengah itu keju atau telor salah ya, yang bener bakso udang

Siangnya kami berempat (Saya, kakak dan suami kami) pergi ke PGS. Lumayan nemu daster lucu di Kencana Ungu. Kencana Ungu ini merk favorit kalo ke Solo. Bahannya adem, modelnya simpel, dan ngga pernah luntur dicuci. Padahal harga ngga mahal juga.

Malamnya, kami ke mandatory food kalo ke Solo, yaitu Susu Shijack. Walaupun Nasi Kucingnya biasa banget, tapi kami suka susu aneka rasanya.

Kelar makan, kita pulang langsung tidur karena besok pagi lanjut ke Surabaya.

Hari 3 (Senin, 24 Des 2018)

Pagi banget kita jalan dari rumah, mampir dulu di depan UNS untuk sarapan Nasi Liwet.

Sebelum ke Surabaya, kami berencana singgah dulu ke Bangkalan, Madura untuk makan siang di Bebek Sinjay. Sekalian merasakan nyebrang di Jembatan Suramadu yang kini tidak berbayar, alias gratis.

Paket Bebek Sinjay 27k

Kalau mau foto di Suramadu & makan bebek Sinjay, lebih baik foto saat pulangnya aja. Karena beneran deh, Bebek Sinjay kalo kita kesiangan dikit macetnya udah dari jauh. Pas kita kelar makan, kaget juga karena antrian orang yang mau cari parkir udah panjang banget. Belum lagi cari meja yang sesuai dengan jumlah rombongan, harus jeli dan sabar.

Sistem makan di Bebek Sinjay juga butuh perjuangan sendiri sih. Dari awal kita bakal antri untuk pesan & bayar di kasir, ambil makanan, lalu ambil minuman. Semuanya di counter yang berbeda, dan semuanya ngantri parah. Jadi kalau rasanya mau nambah nasi atau minum, mending pesan sekalian di awal.

Oya, kita beli paketnya sebesar 27rb yang terdiri dari Nasi, Sambal Mangga, Timun, Bebek Sinjay (ngga bisa milih potongan), dan air minum (es kelapa gelas, es teh, air mineral, atau teh botol). Kalo mau minum kelapa bulat itu beda lagi counternya.

Bebek Sinjaynya yang pasti empuk dan enak. Di luar dugaan, sambel pencitnya buat saya ngga pedes pedes amat kok. Malah bikin tambah lahap makannya.

Kelar makan, kita naik Jembatan Suramadu lagi menuju Surabaya. Kali ini langsung menuju Quest Hotel untuk istirahat. Sementara saya dan ponakan pilih langsung berenang mumpung cuaca agak mendung. Tapi di Quest Hotel, kolam renangnya sebagian ada yang model tertutup ternyata.

Kamarnya simpel & ringkes dengan nuansa ungu

Habis renang, dan lapar, kami memulai perjalanan kuliner kami di Surabaya. Tujuan pertama adalah Alpukat Kocok Medan, yang diincer suami sejak nonton Vlognya Magdalena di Medan.

Semua pesennya Pukcok Milo yang rasanya ngga manis, apalagi pas esnya mencair, bahkan cenderung pahit. Sepertinya yang Original lebih enak, karena pake gula merah cair. Kakak saya sekeluarga sempet makan bakso yang jualan deket situ, menurut dia sih enak.

Lanjut lagi ke Jasuke Mozarella permintaan ponakan yang dijual di parkiran Alfa. Namun sayangnya nyampe sana outletnya tutup. Akhirnya kita lanjut buat makan malam di Warung Mapan.

Warung Mapan ini terkenal karena take away nya yang unik. Sekaligus dengan cobek tanahnya, yang dikemas di kotak box tebal layaknya pizza.

Rasanya sih sebenernya standar aja, sayang sambelnya kurang pedes (agak manis malah). Tapi harga lumayan ekonomis, dan isian paketnya komplit walaupun cuma sedikit2.

Kelar makan malam, berhubung masih kenyang, kami berniat untuk take away Batagor yang katanya legendaris, Batagor Budi Mulia. Lumayan buat cemilan di hotel sebelum tidur.

Pesen 2 porsi isi Siomay & Siomay Goreng (Batagor) yang baru digoreng panas panas. Lebih enak Batagornya memang, yang siomay mungkin karena ngga langsung dimakan jadi agak keras.

Hari 4 (Selasa, 25 Des 2018)

Memulai pagi dengan sarapan di Lobby, walaupun tempatnya kecil namun makan pagi di Hotel Quest cukup lengkap.

Suasana breakfast di Hotel Quest, di sisi kanan ada area Outdoor untuk yang merokok dan Omelet Station

Selalu memulai makan pagi dengan salad sayur & buah (kalo di hotel ajah)

Yang unik ada Sup Biji Biji dari Maluku, isiannya sop biasa ditambah singkong

Sehabis sarapan rencananya saya, Ibu, Kakak diantar suami berburu oleh2 di Pasar Atom. Namun saat kesana ternyata pasar sepi, mungkin tutup karena hari ini Natal. Akhirnya kami menuju Depot Bu Rudy.

Sampai sana sudah banyak orang yang sarapan di Bu Rudy. Dan memang nyesel juga sarapan di hotel, karena Nasi Bakar Cumi Hitamnya menggoda sekali. Selain makanan berat, di Depot Bu Rudy juga menjual jajan pasar dan penganan yang banyak sekali macamnya. Yang saya baca rekomen disini adalah Donat Kentang & Bingka. Dan tentu saja Sambel Bu Rudy + Udang goreng, serta oleh2 khas Surabaya bisa dibeli disini.

Ngga jauh dari Depot Ibu Rudy juga ada toko yang menjual Almond Crispy terkenal itu. Disana kami juga sempat beli Kue Soes kering isi coklat yang enak. Sebenarnya kami sempat mampir di toko Finna Kerupuk Udang, sayangnya mereka tutup di Hari Natal.

Kelar belanja oleh2, kami istirahat sebentar untuk kemudian check out dari Quest Hotel.

Kesan saya untuk Surabaya sebagai first timer, salut Surabaya trotoarnya rapi dan bersih dari PKL. Sentuhan wanitanya terasa sekali di kota ini. Proud of you Bu Risma! Sayangnya beberapa kali saya sempet dapet pengalaman kurang enak sama warganya. Beberapa kali diusir karena parkir di depan ruko mereka yang sudah tutup.

Baiklah, perjalanan kami lanjutkan lagi menuju Malang via Tol. Nah karena berencana mampir ke Wisata Panci yang terkenal dengan perabot dapur murah, kita keluar di Tol Pandaan yang masuk wilayah Pasuruan. Ngga jauh dari exit tolnya, ada yang namanya Taman Dayu dari Grup Ciputra. Gerbang masuknya mengingatkan saya akan komplek2 di Cibubur. Karena sudah jam makan siang, kami makan dulu di Food Courtnya.

Wisata Panci Pandaan ini terletak di gang perumahan penduduk yang berisi toko toko yang menjual peralatan dapur rumahtangga maupun skala catering.

Auto kalap *lirik suami dan ipar* para lelaki yg juga nimbrung belanja

Cobek penyet buat properti platter

Nah disini sempet ada kejadian seru. Jadi udah kelar belanja, dan lagi di tol menuju Malang, kakak saya baru sadar kalau tasnya tertinggal di Pandaan. Dicoba telpon dan sms tidak ada jawaban. Langsung putar balik lah kami ke Wisata Panci, dan 40 menit berlalu tasnya pun sudah raib.

Setelah memastikan tidak ada laporan penemuan tas, kami berbagi tugas. Saya dan suami cek cctv toko di area toilet, ipar dan kakak saya mencoba melacak ponselnya menggunakan aplikasi Find My Device. Untuk bisa melacak, syaratnya harus menggunakan email android HP yg hilang, dan ponsel masih dalam keadaan hidup.

Saat itu ponsel diketahui masih di area Taman Dayu, ipar & suami langsung menuju kesana dengan pinjeman motor dari orang toko. Namun tak lama mereka balik lagi, karena GPS bergerak ke arah tol. Langsung pengejaran dilakukan dengan mobil, sambil ipar saya terus menerus memperhatikan pergerakan ponselnya.

Singkat cerita, tas kakak beserta isinya utuh, berhasil kami temukan setelah 3 jam berada di tangan orang lain. Rasanya ngga percaya kehebatan teknologi bisa membantu kita menemukan barang yang hilang.

Hampir larut malam begitu kami tiba di Malang, karena lelah fisik & mental kami langsung beristirahat di Guest House yang sudah kami booking, Augustine Home.

Hari 5 (Rabu, 26 Des 2018)

Augustine Home banyak direkomendasikan oleh Travel Blogger, karena salah satu guest house murah di Malang yang lokasinya strategis dengan bangunan unik. Lay out kamarnya pun lucu. Augustine Home juga ngga jauh dari Malang Town Square (Matos). Bahkan dengan jalan kaki di sekitaran, kita udah ketemu Taman Merbabu (ada playground), Hutan Kota Malabar, Pasar Modern, Dapur Coklat, Oleh oleh A6, dan Signora Pasta.

Banyak yg olahraga pagi di Taman Merbabu

Selain itu, bila membawa orang tua lebih cocok menginap di tempat yang tidak terlalu besar, karena suasananya masih kekeluargaan. Contohnya, kalau suami saya keluar merokok malam2, ada saja petugas yang menawari kopi. Pernah juga ayah saya yang sudah pikun keluar kamar sendiri, dan langsung dilaporkan oleh Security. Begitu saya susul, ternyata Pak Security ada di belakang untuk memastikan ayah saya sudah ditemukan. Namun jika membawa orangtua atau banyak bawaan, mintalah kamar di lantai dasar karena mereka tidak ada lift.

Selain itu minusnya cuma satu, sarapan pagi di Augustine Home dimulai pukul 7 pagi. Sementara Ayah saya yang lansia biasa sarapan tepat jam 6. Dan lagi, untuk yang jadwalnya padat, sarapan jam 7 sudah agak kesiangan.

Oudoor dining area (spot favorit kita buat sarapan)

Ruang tamu

Tempat tidurnya langsung menghadap pintu kaca

Mengawali hari dengan sarapan yang sudah disiapkan per porsi. Selama 2 hari disini menunya berganti. Hari pertama kami makan Soto Ayam, besoknya sarapan kami Nasi Pecel. Semuanya enak lho!

Menu sarapan hari ke 2; Nasi Pecel

Dining room indoor

Nonton tv sambil pijet kaki

Acara hari ini adalah pergi ke Wisata Batu Argo Apel, Malang.

Sempet beli bibit apel disini

Di pinggir jalan kita juga sempat mampir beli oleh2 khas Batu, Malang. Apel Malang yang murah banget (inget ya, justru yang warnanya merah asem), dan Sari Apel yang manisnya pas.

Tujuan kita selanjutnya adalah kunjugan wajib kalo ke Malang, yaitu Bakso President.

Rel kereta yang masih aktif. Ngeri2 sedap lho karena banyak yang hilir mudik, selfi2, nongkrong & bercanda

Daftar Menu & Harga Bakso President

Bakso Campur Hemat. Sengaja pesen minimalis, masih banyak list kuliner soalnya

Bakso President ini selalu rame & antri. Walaupun tempat duduknya panjang berderet & sempit tetep aja kurang. Untuk pesan pun harus antri panjang, jadi sebelum kesini sebaiknya udah tahu mana yang mau dipesen & ditambah. Tuh, diatas saya fotoin menu & harganya. Karena setelah pesan & bayar, nunggu bakso malang nya dateng pun agak lama.

Sekarang giliran hunting oleh2 di Lancar Jaya. Ini keripik tempenya banyak yang rekomendasiin. Ngga heran sering kehabisan karena rame banget, kalo bisa dateng pagi ya. Lancar Jaya juga menyediakan Oleh oleh lain khas Malang, bahkan Teh Naga juga bisa dibeli disini. Teh Naga bisa jadi pilihan oleh oleh, karena cuma ada di Malang. Wangi & sepetnya juga pas.

Tepat di seberang Toko Lancar Jaya, ada Toko Kue legendaris di Malang; Gaya Baru.

Sayang karena sudah sore, banyak yang sudah habis

Kelar belanja, kami lanjut ke destinasi kuliner berikutnya, Bakso Bakar Pak Man.

Yang unik disini bihunnya berwarna kebiruan

Nah sistem makan di Bakso Bakar Pak Man ini unik. Untuk Bakso Bakarnya kita pesan terpisah, namun untuk bakso kuah self service, alias ambil & racik sendiri. Untuk Bakso Bakarnya agak alot, dan saya kurang suka bumbunya. Bakso kuahnya pun lebih enak President.

Setelah makan, kami kembali ke penginapan untuk istirahat sejenak. Sorenya, saya dan suami berjalan kaki menuju Signora Pasta. Seneng disini ada Signora, secara di Jakarta pe er banget kalo harus ke Cirendeu buat makan doang. Oya, pas jalan kaki, lihat ada penjual Lontong Kupang gerobakan. Niat hati mau coba, tapi apa daya masih belum berani sama rasanya. Akhirnya cuma bungkus makanan favorit, Sate Kerang.

Kejunya melimpah. Pizza otentik buatan Chef Italia

Pulangnya ada kejadian lucu. Dekat Dapur Coklat saya melihat ada poster A6 milik Ashanty & Aurel di seberangnya. Saya pikir nanti makan malam disitu aja, sekalian icip2 karena belum pernah coba. Wah udah kebayang cumi itemnya. Ngga taunya, pas saya dan keluarga sampai sana Wak Waw….ternyata mereka hanya jual Cake Oleh2! Waduh mana tahu saya kalo mereka juga jualan Cake Kekinian.

Akhirnya balik ke penginapan untuk ambil mobil. Tujuan awal sih ke Nasi Buk Matirah dekat Stasiun. Eh sampai sana tutup. Niatnya mau lanjut ke Mamah Sum Gendut di Jl. Ciliwung, apa daya ipar malah berhenti di Warung Mbok Ndower .

Murah & enak sih, tapi makanan yang di menu beda begitu order. Di menu cumi polos yang dateng cumi goreng tepung crispy. Hiks!

Tempatnya padahal bagus & luas, pilihan menu juga banyak dan enak enak. Tapi harganya masih murah banget.

Kelar makan kita kembali ke penginapan untuk melepas lelah.

Hari 6 (Kamis, 27 Des 2018)

Pagi banget, kami berempat (saya, kakak dan suami masing2), berjalan kaki ke Pasar Oro Oro Dowo. Pasar Modern dekat penginapan kami di Augustine Home.

Niatnya mencari oleh2, dan cemilan bekel saya & suami untuk di Bus dalam perjalanan pulang ke Jakarta siang nanti. Tapi ternyata belum banyak kios yang buka.

Akhirnya disini saya hanya membeli Emping Malang, dan cemilan Tahu Berontak yang sepagi itu kios gorengannya sudah ramai diantri pembeli.

Untunglah, di pintu keluar saya menemukan penjual Nasi Buk Madura yang saya langsung minta untuk dibungkus kering (tanpa sayur kuah).

Nyesel cuma beli seporsi, ternyata enak!

Kelar dari Pasar, kami langsung sarapan di penginapan. Untuk dessertnya, kami sempat mencicipi Queen Apple; Kue Oleh Oleh nya Farah Quinn yang dibeli Ibu saya, dan memang enak lho!

Rasa Original & Coklat

Kami sempat tidur sejenak sebelum waktunya Check out dan menuju Terminal Arjosari. Sebelumnya, kami sempat mampir dulu di Es Teler Dempo, yang curiga duriannya pake Duren Ucok. Mie Ayam disini ternyata enak lho!

Kami kembali ke Jakarta menggunakan Bus Double Decker dari PO Lorena. Ini pertama kali kami mencoba Bis bertingkat, sekaligus naik bis dengan jarak jauh (sampai puluhan jam).

Makanya, saya sempat khawatir sama bekal perjalanan kami yang hanya seporsi Nasi Buk, 4 slices sisa Pizza Signora, dan 4 potong Tahu Isi. Memang sih, bus akan 2x berhenti untuk makan berat dan sarapan (Pop Mie), tapi naik angkutan bis berbeda dengan kereta yang bisa pesan makanan jika lapar.

Dilengkapi dengan Rest Leg yang cocok untuk perjalanan jauh

Untunglah yang saya takutkan tidak terjadi, dan kami sampai dengan selamat di Terminal Pulogebang, Jakarta.

Akhir perjalanan kami, sekaligus menjadi penutup Bagian 1 Liburan Akhir Tahun 2018. Terima kasih untuk tahan baca panjang sampai habis, semoga berguna buat yang mau jalan jalan juga. Nantikan bagian selanjutnya yang entah kapan *lelah*.

Jogja – Solo Trip (2)

Yuhuuuu…mumpung masih seger di ingetan, so drpd harus minum gibolan dulu kalo mau nulis trip report, mending kita langsung lanjut aja yah. Let’s go!

Sore itu cuaca hujan mengiringi perjalanan kita dari Jogja menuju Solo. Tiba di Solo kira2 maghrib, dan kita langsung menuju Hotel Asia untuk taro barang.

Yang pertama kita aware begitu masuk area hotel ini adalah….burung waletnya banyak banget! Mobil & halaman parkir penuh dengan kotoran burung, yang menjadikan hotel tampak kotor. Dan bukan cuma bagian luarnya aja yang kotor, kamar pun. Yang dirasa dari hotel ini juga suasananya yang antik, dan spooky menurut keluarga gw. Hotel ini vintage abis, apalagi pas makan pagi suami sempat komentar kalo seragam waitresnya masih yang sama kaya di film Dono. Dono jadul yah bukan yg reborn hihi..

Kayanya buat pengalaman aja nginep di Hotel Asia, apalagi pas kita tahu kalau kolam renangnya terbuka untuk umum, dengan biaya yang lumayan murah.

Skip skip, akhirnya kita sampai di Ruko adik gw di Solo, dimana bokap udah lama nungguin. Oya, gw, suami & adik ipar sempet balik lagi ke Hotel buat ambil obat nyokap yang ketinggalan di kamar kakak. Balik lagi ke ruko, ngga berapa lama kita makan malam di tempat legendaris, yaitu Susu Segar Shijack. Tapi entahlah mungkin rekomendasi adek gw kurang atau gimana. Sampai sana lauknya udah banyak yang habis, yang mana akhirnya gw cuma pesen nasi liwet.

Habis makan malam, kita anter bokap nyokap dulu di daerah Ngoresan. Tempat kost2an dekat kampus UNS yang dikelola Bokap pasca pensiun. Begitu selesai ngedrop adek & ipar. Kita langsung ke Hotel buat istirahat.

Yang gw pikir bisa langsung istirahat, ternyata tas isi toiletris & colokan masih ketinggalan di mobil 😑. Ditambah suami yang rewel karena ngerasa masih laper. Karena gw juga ngga berani sendirian di kamar (kamar mandinya gede bgt sis), akhirnya kita ke bawah lagi cari makan. Jalan kaki dikit akhirnya nemu gerobak tektek. Karena nasi gorengnya habis, akhirnya suami pesan mie & bihun goreng. Rasanya lumayan sih, mungkin karena dimasaknya pake anglo.

Besok paginya kita ke Pasar Gede buat beli oleh oleh habis sarapan. Di Pasar Gede juga sempet beli Es Dawet Telasih Bu Dermi yang konon langganan Jokowi. Di Pasar Gede seperti biasa beli keripik2 an dan kerupuk kulit pesenan ponakan Suami. Eh sempet2nya gw beli alpukat sekilo hihi maklum emak2 banget, mumpung nemu murah. Itu juga diumpet umpetin biar suami ngga tahu.

Dari Pasar Gede, lanjut ke PGS. Karena kakak ada titipan buat beli daster mertua. Saya juga sempet beli daster di Kencana Ungu. Kencana Ungu udah langganan nyokap dari dulu, dan biarpun di Jakarta ada koleksinya ngga sebagus yang di Solo menurut saya.

Sebelum check out, kita ngobrol2 dulu di kamar hotel. Pas jam makan siang, baru lah kita menuju salah satu tempat makan favorit di Solo, Warung Spesial Sambal SS. Selain enak, pilihannya banyak & sambelnya bener2 bikin kalap. Harga juga terjangkau banget, tapi entah kenapa SS buka di Jakarta kok malah ngga laku ya. Hiks

Warung SS siang itu rame banget! Asli, makanan kita keluar setelah nunggu selama 2 jam. Bokap & ponakan kecil udh mulai cranky karena laper. Tapi after all, puas lah makan disini.

Habis makan, pamit pamitan dan dimulai lah perjalanan kita pulang ke Jakarta. Oya, dalam perjalanan balik, kita sempet berhenti buat makan malam di resto Nyoto Roso daerah Kecipir, yang sajian utamanya Ayam (kampung) goreng.

Highlight of The Trip:

– Pulang pergi Jakarta-Jogja-Solo-Jakarta supirnya tetep suami. Amazing! Biarpun berkali2 ditanya ngantuk atau mau gantian nyetir sama kakak ipar, doi tetep kekeh nyupir.

– 2 minggu sebelum berangkat, ponakan paling kecil kena cacar. Di perjalanan berangkat, kakaknya ketularan. Eh di perjalanan pulang ibunya juga kena 😂

– Kalo mau ke Jolie, pastikan yang kamu tuju Jolie Wirobrajan. Karena salah satu cabangnya hanya menjual barang fashion.

– Di Jogja sekarang banyak banget Cafe yang design interior & menunya ‘serius’. Beneran berasa di Bandung deh kemaren. Seneng sih! Sayangnya, rata rata ngga punya tempat parkir yang mumpuni. Penuh dengan parkiran motor semua.

– Yang lagi hamil mending jangan nginep di Hotel Asia kali ya. Karena jendela kamar hotel kalau dibuka juga penuh dengan kotoran burung.

Sekian review saya kali ini. Nantikan trip selanjutnya 😊